Resmi! PLN Bekerja Sama Dengan Sang Hyang Seri Olah Sekam Padi Jadi Bahan Bakar PLTU

WhatsApp
Facebook
Telegram
LinkedIn
X

Kerja sama kedua BUMN ini ditandai dengan MoU kajian bersama dan pengembangan pengolahan sekam padi menjadi bahan baku biomassa co-firing, di Kementerian BUMN.

Jakarta, 1 Maret 2022- PT PLN (Persero) menjalin kerja sama dengan PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk pemenuhan kebutuhan biomassa dalam mendukung program cofiring pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) demi meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT).

Sinergi ketiga BUMN ini juga menjadi bukti komitmen Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 dalam mempercepat transisi energi hijau dan mendukung pencapaian target net zero emission pada 2060.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dengan Direktur Utama SHS Maryono untuk pemanfaatan limbah sekam padi menjadi produk pelet biomassa sebagai bahan bakar program cofiring PLTU milik PLN.

Penandatanganan berikutnya yaitu Perjanjian Kerjasama (PKS) penyediaan biomasa dari hutan tanaman energi (serbuk kayu) untuk PLTU PLN yang dilakukan Direktur Operasi II PT Pembangkitan Jawa-Bali Rachmanoe Indarto untuk PLTU Rembang, serta Direktur Operasi PT Indonesia Power Bambang Anggono untuk PLTU Palabuhan Ratu dengan Direktur Komersial Perum Perhutani Ahmad Ibrahim.

Penandatanganan tersebut disaksikan Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury di kantor Kementerian BUMN, Selasa (1/3).

Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengapresiasi sinergi ketiga BUMN dalam meningkatkan bauran energi bersih untuk mendukung operasional pembangkit PLN.

“Sinergi BUMN ini merupakan percontohan yang harapannya dikemudian hari bisa mendorong semua pihak bisa saling bekerjasama dalam mencapai target pengurangan emisi karbon,” ujar Pahala.

Di satu sisi, menurut Pahala melalui kerja sama ini bisa memberikan sisi positif bagi ketiga BUMN dari sisi reveneu. Selama ini sekam padi milik SHS menjadi waste, dengan adanya pemanfaatan sekam padi menjadi produk cofiring maka bisa menambah pendapatan perusahaan.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah mencanangkan program transformasi dalam rangka peningkatan bauran EBT, salah satunya melalui program cofiring PLTU dengan mengurangi penggunaan batu bara dan mengganti sebagian kebutuhan bahan bakar pembangkit dengan biomassa.

Cofiring pada PLTU merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung capaian target EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025 dan net zero emission pada tahun 2060,” kata Darmawan.

Darmawan mengungkapkan, kebutuhan biomassa cofiring untuk seluruh PLTU sebesar 10,2 juta ton per tahun pada 2025 dan tahun-tahun selanjutnya. Pemenuhan kebutuhan biomassa bisa berasal dari limbah seperti pelet sekam padi sebagai produk dari Sang Hyang Seri maupun jenis tanaman energi yang akan dipasok oleh Perhutani.

Dengan dijalinnya kerja sama dapat mensukseskan program cofiring, utamanya dari sisi penyediaan biomassa dapat berjalan terus secara berkesinambungan dan industri biomassa berkembang di masa depan. 

Tentunya dengan partisipasi dari Sang Hyang Seri maupun Perhutani berupa penambahan volume dan areal pasokan untuk kebutuhan cofiring PLTU PLN, di mana PLN selaku pemilik PLTU dalam hal ini siap menerima pasokan biomassa yang disediakan sesama BUMN.

Direktur Utama SHS Maryono mengungkapkan Sinergi BUMN yang disepakati hari ini merupakan proses bisnis baru baik bagi PLN maupun Perhutani dan Sang Hyang Seri, di mana diharapkan dukungan dari pihak pemerintah untuk kesuksesan program cofiring ini terutama dari sisi kebijakan dan regulasi terkait penyediaan biomassa.

Sumber energi biomassa yang berasal dari sekam padi berupa pelet sekam yang akan menjadi sumber bahan bakar sangat besar potensinya di mana jumlahnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan program pemerintah dalam produksi pertanian.

“Untuk itu, PT SHS berkomitmen untuk mendukung program energi baru terbarukan melalui pengembangan industri pelet sekam, karena SHS sendiri memiliki 14 pabrik beras yang tersebar hampir diseluruh Indonesia” papar dia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana berharap kerja sama ini baru awal dari pengembangan biomassa di Indonesia. Ia mengapresiasi langkah sinergi BUMN sebagai proyek percontohan. 

“Kami berharap ini bisa terus dilakukan dan skema yang dijalankan tiga BUMN ini bisa dipakai atau dicontoh bagi pihak lain untuk pengembangan Biomassa. Saat ini, melalui sinergi ini kita semua mampu menjawab kebutuhan cofiring di Jawa. Harapannya, skema yang sama juga bisa diterapkan di seluruh Indonesia,” ujar Dadan.